Senin, 01 Juni 2015

Nama ilmiah pohon daun afrika selatan

Pohon daun afrika itu tentu penamaan yang tidak sempurna, pohon kok daun. Mari kita mulai gunakan nama ilmiahnya saja Vernonia amygdalina disingkat VA. Dengan mengetahui nama yang sebenarnya, Anda akan dengan mudah menelusur riset ilmiah dan klinis dari seluruh dunia. Semua ilmuwan di seluruh dunia menggunakan nama dengan bahasa latin ini atau nama sinonim yang pernah diberikan ilmuwan lainnya.
pohon daun afrika dipangkas dan bertunas
Jika Anda berkenan menelusur kajian khasiat yang telah diungkap dan akan terus diungkap oleh para peneliti, saya menjamin, beriringan dengan perjalanan waktu, Anda akan melihat VA akan menjadi solusi kesehatan bagi Anda dan keluarga.
tumbuh di lahan kritis dan terlantar

lihat juga http://hemonitor.blogspot.com/

Kamis, 28 Mei 2015

Daun Afrika Berkhasiat Mengatasi Resistensi Hipertensi

Hati-hati hipertensi; fatal jika tidak peduli. Ada 3 organ yang terancam oleh tekanan darah tinggi: otak, jantung dan ginjal. Mudah menangani asal Anda ada atensi.
Hipertensi, atau bahasa gaulnya darting, sangat berbahaya karena dapat memicu stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan sakit ginjal. Tujuan hypertension treatment ada 2, yaitu menurunkan tekanan darah dan melindungi organ-organ penting seperti otak jantung dan ginjal dari kerusakan.
Darting sekarang diklasifikasikan jika tekanan darah lebih dari 140/90 bagi yang berumur di bawah 60 tahun, dan 150/90 bagi yang di atas 60 tahun.
Untuk mencegah darting, Anda wajib memodifikasi gaya hidup, yaitu diet sehat, berhenti merokok, dan jalan kaki setiap hari. Gampang, jika ada niat.
Tetangga jauh beberapa waktu lalu melapor bahwa dia akhirnya harus menerima usul lama saya untuk berhenti merokok setelah mengalami sakit yang tak tertahankan hingga pingsan di perjalanan bisnis. Dulu dia tidak percaya bahwa merokok itu bisa membunuh; setelah dekat dengan garis maut, dia percaya bahwa seseorang akan baik-baik saja meskipun tidak merokok. Dulu sugestinya jika tidak merokok tidak bisa berpikir dan jika tidak dilanjutkan merokok, makan kurang nikmat. Bahkan dulu saat botram di rumahnya dia sempat melontarkan pertanyaan “kok bisa ya Pak Dainsyah menikmati makan tanpa melanjutkan dengan sesi merokok.” Hahaha, geli juga saya.
Jalan kaki, apalagi ini, mudah sekali. Cukup 30 menit. Setelah sholat subuh di masjid, pilihlah jalan terjauh untuk pulang. Menghirup udara pagi, mendengar kicau burung, menyadari yang tetap dan berubah di lingkungan Anda, memperhatikan ritme dan tanda-tanda fungsi tubuh, adalah meditasi yang hakiki. Nikmat pasti, pemanasan sebelum menjalani rutinitas dan tekanan kehidupan profesi.
Diet. Nah ini yang paling sulit, terutama jika Anda ditarget juga untuk menurunkan berat badan. Ok, kita ambil yang mudahnya dulu, yaitu mengurangi garam. Orang dewasa dipatok mengonsumsi garam tidak lebih dari 1 sendok teh per hari. Selanjutnya bisa mencoba mengurangi lemak dan memperbanyak buah. Ah mudah.
Jika Anda memerlukan pengobatan karena darting berkepanjangan, pilihlah herbal sebelum obat industri. Alangkah baiknya jika segera dilakukan dalam kaitan melengkapi diet. Saran saya, jadikan melalap daun afrika sebagai pelengkap diet. Menurut laporan beberapa teman dan tetangga yang mencoba, khasiat menurunkan tekanan darahnya tergolong reaksi cepat. Sayang, ada juga yang tidak percaya hingga dartingnya memicu pecah pembuluh darah di otak bagian tengah sehingga tidak bisa ditolong tim medis rumah sakit, karena tidak bisa dioperasi pun.
tunas daun afrika, bisa dipanen seperti teh

Selain dilalap, daun tumbuhan yang bernama ilmiah Vernonia amygdalina ini dapat juga dibuat menjadi teh menemani waktu santai Anda di sore dan malam hari. Dijamin, besoknya Anda akan memulai hari dengan lebih bugar. Siapa bilang? Ssssst, itu kata staf LIPI, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Ini rahasia di antara kita saja ya, jangan bilang siapa siapa

http://hemonitor.blogspot.com/

Selasa, 12 Mei 2015

3 Alasan Petani Bandung Mulai Menanam Daun Afrika

Daun afrika baru saja mulai diangkat menjadi komoditi andalan masa depan. Setidaknya harian Pikiran Rakyat telah menerbitkan tulisan tentang khasiat daun afrika pada 16 April 2015.
Setiap pelaku usaha tani selalu menanyakan pihak yang akan menampung hasil panennya. Nyaris semua petani tidak berani berspekulasi. Janganlah menumpahkan air di tempayan, hanya karena mengharapkan hujan dari langit, begitu kata mereka.
Visi bahwa tumbuhan ini memiliki masa depan cerah sebagai "selebriti" dunia herbal, tidak menjadi alasan bagi petani untuk memberi hati. Saya pun merayu agar para petani mau menjadikannya tanaman pagar atau pembatas lahan, jika masih belum percaya menanamnya sebagai tanaman utama.
Hampir 3 tahun upaya PDKT (pendekatan) kepada dunia tani, hanya segelintir yang mau "menerima tanpa syarat" menanam stek bibit daun afrika yang ditawarkan. Itu pun sejumlah ala kadarnya. Hanya 1 petani Purwokerto, 1 petani buruh di Cilacap, 1 petani di Banjaran, 1 petani di kaki gunung Manglayang, dan 1 produsen pakan sapi di Arjasari
Daun afrika harus berjuang hingga mencapai reputasinya yang unggul. Sampailah pada hari ini, hari yang penuh sejarah. Satu jam lalu, seorang tetua kelompok tani di Bandung Utara, menyatakan menyerahkan 15 hektar lahan yang dikuasainya, untuk ditanami daun afrika.
"Kapan mau survey lokasi," kata teman yang sedang di kebun induk Tanjungsari Sumedang. Rupanya teman yang sedang mengantar stek bibit ini tidak sengaja bertemu tetua kelompok tani. Lahan 15 hektar ini berada di Cinunuk, di kaki gunung Manglayang.
Kabar gembira, ini tentunya.
Jadi, apa alasan tetua kelompok tani di Bandung "berbeda" menanggapi isu potensi tani daun afrika ini? Rupanya, dari seluruh "dongeng" saya soal kemanfaatan daun afrika beberapa hari lalu, ada 3 yang menjadi alasan untuk para petani mengambil keputusan membudidayakan tanaman daun afrika, yang asal aslinya dari benua afrika, tetapi masuk ke Indonesia melalui para pengobat tradisional Cinta.
Daun afrika cukup meyakinkan para petani karena 3 informasi manfaat:

  1. disukai oleh ikan gurame dan menyebabkan ikan memiliki daging yang pungkil (laporan dari Purwokerto)
  2. disukai kambing/domba dan menjadi solusi di musim kemarau saat rumput terlalu kering, sedangkan daun afrika selalu tumbuh (laporan dari Karangpucung, Cilacap)
  3. telah dicoba dijadikan campuran/formula pakan sapi (laporan Arjasari)
Ketiga alasan di atas cukuplah sudah untuk meyakinkan para petani berani membudidayakan daun afrika. "Janji-janji politik" sesungguhnya lebih banyak lagi yang diberikan daun afrika. Sekarang ini sudah cukup bagi kelompok tani berdaya yang mengadopsi konsep pertanian terpadu. Kelompok tani yang mandiri tentu tidak akan menemui kesulitan untuk "menjual" hasil panen daun afrikanya.
daun afrika bisa untuk pagar atau penghijauan
http://hemonitor.blogspot.com/

Jumat, 08 Mei 2015

DAIN Daun Afrika Inovasi Nusantara

Nama ku DAIN kependekan dari Daun Afrika Inovasi Nusantara. Kata orang pintar (bilang aja dukun) saya cocok menjalankan bisnis rumput-rumputan. Mungkin maksudnya tumbuhan yang tidak besar dan bukan diambil kayunya (kehutanan) atau buahnya (perkebunan). Jadi, rumput itu maksudnya ya dipanen daunnya saja atau mungkin akarnya.

Saya sih tidak percaya (mengimani) dukun perempuan yang raut wajahnya mirip peramal gypsi di film tivi, tetapi terawangan cenayang itu cocok sekali dengan studi yang saya tekuni, yaitu ilmu dan teknologi hayati. Juga selaras dengan pendidikan luar sekolah yang pernah saya dalami, yaitu kursus herbal di Karyasari.

Lalu dengan latar belakangan pendidikan formal dan non-formal yang mendukung itu, mengapa saya tidak fokus menjadi pengobat herbal? Ya karena tidak tahan menghadapi orang sakit yang inginnya cespleng sembuh. Pada hakikatnya, pengobatan herbal itu adalah pengobatan holistik. Sakit yang sama pada orang yang berbeda boleh jadi memerlukan rangkaian simplisia tanaman yang berbeda. Sakit yang sama itu sesungguhnya tidak pernah sama. Setiap orang unik, maka penyakit pun serupa tapi tak sama. Begitulah paradigma pengobatan dengan herbal.

Itulah bedanya dengan pengobatan medis yang menggunakan obat yang kerjanya spesifik, sangat tertentu organ targetnya. Siapa pun orangnya, (gejala) sakit kepala ya dapat diobati dengan paracetamol. Begitulah industri kesehatan dan farmasi kosmologi barat.

Meski pun saya tidak praktik pengobatan alternatif, wawasan tumbuhan herbal tetap merupakan keseharian saya. Sampai saya menemukan tumbuhan sakti mandraguna, ialah daun afrika. Maka apa pun penyakitnya, siapa pun orangnya, bagaimana pun keadaannya, saya meresepkan daun afrika untuk kesembuhannya.

Karena begitu getolnya mendorong sosialisasi daun afrika (Vernonia amygdalina), maka nama saya pun kini mengandung arti yang lain. Dain yang dulu mungkin maksudnya pembawa berita (da’i) kini menjadi Daun Afrika Inovasi Nusantara. Hahaha.

Daun afrika ini memang sangat berkhasiat dan kerjanya pun cepat dibandingkan herbal lainnya. Daun afrika tidak memerlukan pengolahan untuk mendapatkan khasiatnya, cukup langsung dilalap.

Lalu di mana INOVASInya?
Iya, saya telah mengolah daun afrika menjadi beragam produk. Pertama dulu telah diaplikasikan menjadi minuman fungsional untuk tidur lebih nyenyak dan bangun lebih nyentak. (maksak hehe)

Selain minuman, saya juga telah membuat sabun wajah dengan bahan baku daun afrika. Sekarang saya sedang mencoba mengembangkan daun afrika menjadi suatu sistem perawatan kecantikan tubuh dan wajah untuk rumah perawatan alias salon/spa. Inovasi lainnya yang bakal segera terwujud adalah pemanfaatan daun afrika untuk minuman fungsional dalam bentuk serbuk instan, mungkin dengan sensasi effervescent.
Itulah sekelumit bocoran inovasi berbekal hasil usahatani daun afrika. Jadi semoga Anda setuju, DAIN itu adalah Daun Afrika Inovasi Nusantara

Rabu, 06 Mei 2015

Daun Afrika Ditangani Lembaga Penelitian Terbaik

Daun afrika sudah 3 tahun menemani hari-hari dalam kehidupan saya. Sejak menjadi anggota keluarga, tumbuhan yang oleh ilmuwan diberinama Vernonia amygdalina, memberikan banyak keceriaan, manfaat, sekaligus teka-teki, dan tentunya jawaban keterungkapan.
Pertama kali datang, stek-stek pohon bertunasnya telah disiapkan menjadi pagar rumah. Ketika meninggi, daun afrika berperan sebagai "payung" dari terpaan sinar mentari dan "tembok hijau" dari terpaan angin dan debu.
Lalu setelah misteri terungkap bahwa bitter leaf ini adalah tumbuhan multi-khasiat dengan daya sembuh dahsyat, tegakannya menghijaukan lahan kritis bekas buangan sisa bahan bangunan di seberang rumah. Kebun kerontang pun menjelma menjadi hijau dan produktif. Tanaman ini mampu membiayai dirinya sendiri untuk pengembangan produksi, inovasi, dan sosialisasi.
Sebagai "perkebunan" dengan status fasilitas lingkungan alias lahan warga, daun-daunnya pun boleh diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan umum. Satu per satu tetangga mendapatkan kesembuhan dari penyakit masing-masing. Nyeri sendi, insomnia, tubuh letih, kurang hasrat, sakit kepala dan migrain menahun, diabetes, darah tinggi menahun, jerawat, flu berulang karena daya tahan tubuh lemah, dll. Setelah membuktikan pada diri sendiri, mereka pun bewara kepada handaitaulan.
Eksperimen-eksperimen rumahan pun leluasa karena ketersediaan bahan baku dari kebun sepetak ukuran 20 x 5 meter persegi itu. Teh herbal, kapsul herbal, soft drink, minuman fermentasi, sabun, lulur, makanan kambing, makanan ikan, adalah karya-karya yang dihasilkan dari lahan mini daun afrika itu.
Kini, daun afrika ku akan memasuki fase canggih agar memiliki dasar ilmiah dan teknologi. Para pakar terbaik di bidangnya di Indonesia telah menyatakan mengambil-alih penelitian daun asal benua hitam afrika yang telah lama diadopsi negeri Tiongkok. Dengan penguasaan pada metodologi dan prosedur operasi standar kelas dunia, lembaga penelitian terbaik di negeri ini, akan mengungkap misteri kemanjuran daun afrika yang telah lama dikenal orang dan menemukan cara terbaik pemanfaatan yang lebih andal. Semoga kita bersama dapat mempersembahkan maha karya Indonesia untuk dunia.

Rabu, 08 April 2015

Daun Afrika Naik Daun

2015, daun afrika memasuki babak baru perkembangan isu di Indonesia. Tumbuhan bernama ilmiah Vernonia amygdalina Del. ini telah mulai mendapatkan perhatian para peneliti. Namanya sudah menjadi prasasti dalam skripsi. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sedang mempertimbangkan mengkaji tanaman ini untuk riset lebih dalam sesuai visi misi LIPI.
Daun afrika, seperti yang sudah saya ramalkan sejak 2 tahun lalu, akan naik daun. Rasanya pahit seperti namanya bitter leaf, kata orang Inggris. Tapi nasibnya manis sekali.
Daun ini ditanam di semua jenis lahan, dari tepi pantai hingga puncak gunung. Keluarga sangat sangat sangat sederhana bisa menanamnya pada pot kecil. Khasiatnya mulai untuk jerawat hingga meningitis, diabetes sampai kanker, darah kotor dan pikiran kotor.
Daun afrika sudah pasti naik daun. Lalu adakah peluang Anda bersama daun afrika untuk ikut juga naik daun? ikuti terus blog ini.